Day 1 — My Personality

Nadhirash
3 min readSep 21, 2020

Do you think it’s harder to perceive your own self rather than the other?

Inilah salah satu hal yang dipertimbangkan HR kantor lamaku saat interview. Mereka tanya “Kata ibu/teman/dosen, kamu orangnya gimana?” dibandingkan dengan nanya “Tell me about yourself!”. Well, it helps me answer it unbiased and helped me land the job then :-p

Nah, karena post ini bukan untuk interview kerja, I think I will start this story by telling you how i was raised.

I was spoiled. Itu membuatku jadi penakut, penurut, cengeng (dipanggil “si banjir” sama guru TK lol), dependent, & indecisive. My parents were overprotective, especially my father. Pas SMP aku disuruh ibu belajar naik angkot, dan alm. babeh literally ngikutin aku di belakang pake motor saking khawatirnya.

Semua berubah saat babeh ga ada. Aku dipaksa untuk jadi mandiri dan harus struggle. Kebiasaan dari kecil hidup mudah, aku cenderung “lembek”. Ibu dari dulu selalu nanemin kalo “dunia itu keras kak, harus kuat”. Thank God i have such a strong & independent mother yang jadi role model aku hidup sekarang.

Speaking of my mother, I look & speak like her. I think she inherit her sarcasm to me (yet she complains about it). But when it comes to money and planning, aku lebih mirip babeh, lebih hati-hati. Aku dibilang pelit (padahal kan irit ini tuh), perhitungan, dan lebih teliti. Kalau belanja/makan di luar, aku pasti survey harga dulu di marketplace/baca menunya dulu di pergikuliner :)) Beda sama ibu yang cenderung lebih impulsif, spontan dan risk-taker; I play it safe like my father.

On handling conflicts, aku orang yang ‘flight’. Sebisa mungkin menghindari pertikaian deh. But when I got in conflict, I will talk it out, face to face. Analyzing what went wrong and what should be done next time. Luckily I can do this to my circle now. Aku rasa aku juga cukup toleran. Studying psychology plays a big role here. Sekarang aku selalu berpikir bahwa ga ada orang yang 100% salah, there must be some underlying issues there.

On insecurity, aku waktu kecil gendut. Pas SD udah biasa dipanggil gajah, tapi aku cuek. Kelas 5 SD aku mulai puber, jadi mulai meninggi dan mengurus hihi. TAPI mulailah tumbuh jerawat sampai sekarang. Faktor pemicunya hormon. Kalau stres (kehilangan babeh, stres skripsi & kerjaan) udah aja panen tuh semuka sampai harus ke dokter. Sampai sekarang aku masih struggle sama insecurity. Aku masih belajar untuk menerima kalau aku harus hidup sama kulit acne prone ini seumur hidupku.

Aku sering self reflecting dan self evaluating, minta pendapat dari orang-orang terdekatku, looking for things to improve. I’m quite a chill person (right now). Dulu emosiku sering tidak terkontrol dan sekarang kalau inget masa lalu malu banget jujur… Yoga, growing up dan punya pasangan yang kalem-cenderung-cuek membantu banget sih biar lebih zen. It’s easy to make me laugh, but he said it’s easier to make me mad too because I’m sensitive :-p

Aku anak rumahan, jadi saat pandemi ini sejujurnya aku betah banget diem di rumah. Dari dulu kurang suka nongkrong juga sih karena… menghemat :)) Untungnya pertemananku mostly low maintenance friendship, pasanganku easy going, dan alhamdulillah keluargaku juga bikin nyaman di rumah. Aku sebenarnya extrovert banget, tapi makin kesini suka merasa lelah kalau habis sosialisasi. But actually it depends on the person sih..

I’m quite adaptable, I could fit in many groups (yang aku rasa nyaman, kalo baru kenal aku juga awkward sih… bakal banyak diem and read the room first). Tbh I’m afraid to be disliked, I overthink what people think about me. Padahal namanya juga manusia ya, pasti ada aja orang yang ga suka sama kita and it’s not our fault.

My closest ones said that I’m kinda weird. Salah satunya mungkin karena aku super cat person yang sampe suka freak sendiri niruin kucing… Tapi gatau deh pemikiranku in general juga suka dinilai aneh hehe. Sangat terlihat di twitter kalau aku mulai ngetweet random thoughts… But thank you, I take it as a compliment. Toh kalo udah mulai keluar jalur, my friends help me correct it.

Akhir kata, aku sadar kalau tes kepribadian populer (meskipun belum pasti reliable), terus pertanyaan-pertanyaan ask.fm semacam “describe me”, “facts about me”, “first impression about me” menurutku bagus untuk lebih mengenal diri sendiri. Know and love yourself wholeheartedly ❤ (tho I myself still trying to do so). Nourish yourself and grow :-)

--

--